Selasa, 25 Mei 2010

Mimpiku Agribisnis

Mimpi...harapan yang sejak lama kupendam demi menyelesaikan study ku di bangku kuliah. Aku bermimpi mengolah kebun kelapa sawit dan coklat yng ahir-ahir ini menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Mungkin pola pikir bisnis ku ini terbentuk sejak SMP. Waktu aku lulus SD, ayahku membangun sebuah toko kelontongan untuk ibuku.” Dari pada bengong dirumah mendingan jaga warung ad hasilnya”, kata ayahku. Toko itu memang dibangun untuk menambah kegiatan ibu, tapi tetap saja ayah, aku dan kakakku yang selalu sibuk mengurusnya. Mulai dari membuka toko, membersihkannya sampai membeli barang-barang toko yang habis.


Pada awalnya aku kesal sekali karena aku harus bangun lebih pagi untuk membantu ayah membuka toko. “kalau ibu yang buka toko kami sekeluarga bisa ngak sarapan, ya sudahlah”, kubergumam dalam hati. Seiring berjalannya waktu aku pun mulai menikmatinya, karena sepulang sekolah aku bisa makan jajanan diwarung sepuasnya. Yang membuatku aneh setiap angota keluarga mengambil barang di toko, kita harus membayanya. Contohnya saat ayah mengambil sabun dan sampo untuk keperluan keluarga pun ayah harus membayarnya. Tapi karena aku belum berpenghasilan maka ayah pun yang membayar jajanan yang ku makan. Dalam hati ku bertanya,” ngambil diwarung sendiri aj pake bayar?”. Memang aneh, tapi lama-kelaman aku pun mngerti maksud dari aturan itu. Pada saat kita menjalankan bisnis, kita harus tahu managemennya pengelolaannya. Jika kita mengambil barang di toko seenaknya, kita tidak tahu pemasukan yang didapatkan selama sebulan.

Dari toko kecil ibuku sebulan sangup meraih omset sampai 3 juta rupiah. “ wah tenyata jika suatu usaha kita tekuni dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang besar”, kataku dalam hati. Semenjak itu pola pikirku dipenuhi dengan bisnis. Waktu aku menginjak SMA ayahku mengajak aku dan kakaku ke kebun sawit keluarga yang luasnya sekitar 4,25 Ha. Walaupun tidak terlalu besar omset yang didapat juga sangat besar. Sawit dipanen setiap 2 minggu sekali, sekali panen sebuah kebun sawit dapat menghasilkan 7-8 ton dan dijual perkilonya sekitar 900 rupiah. Setelah dipotong upah buruh dan pupuk didapat sekitar 4 juta rupiah dan dalam sebulan didapat 8 juta rupiah. “dibanding dengan gaji pegawai negeri, kebuh ayah ini hasilnya lebih banyak”, kata ayah. Karena gaji ayah sebagai pegawai negeri sekitar Rp1,5 juta perbulan. Semenjak itu aku bermimpi menjadi seorang agribisnis. Aku bermimpi mengelola hasil bumi dengan ilmu-ilmu yang kudapat.

Senin, 24 Mei 2010

Jefri Mengejar Bonita


Ini bukan cerita drama atau romantis. Tp sebuah pengalaman hidup dari Bukittinggi yang mungkin bisa menjadi teladan untuk semua. Semuanya berawal dari keinginan Jefri Van Novis melanjutkan studi ke universitas. Jefri temasuk murid yang pandai disekolahnya, namun ia bukan dari keluarga yang serba berkecukupan. Namun begitu ia tetap mengikuti SPMB ( Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)dan ia bersukur sekali karena masuk menjadi salah satu mahasiswa perguruan tinggi terfaforit di Sumatera Barat yaitu Universitas Andalas jurusan Ekonomi.

Meski senang dan banggga, tetapi Jefri harus memutar tak untuk membiayai uang kuliah yang terbilang tinggi bagi keluarganya. Lalu ia memutuskan untuk kuliiah sambil berdagang. Pihak keluarga menyetujuinya karena latar belakng keluarganya adalah pedagang.

Disini lah awal dari bisnis Jefri dan ia mulai dengan berdagang pakaian dalam wanita - bra, celana dalam, korset dan sejenisnya – merek Bonita,yang iproduksi oleh kakanya di Jakarta.

Pada awalnya hanya bermodalkan kepercayaan yang di berikan kakak sepupunya selama satu minggu untuk memasarkan produk tersebut, dan ia harus membaya produk tersebut satu minggu kemudian.
Semangat dan keuletan Jefri membuatnya tidak pantang menyerah, ia memasarkan produk-produk itu kesemua kalangan dan semua tempat di padang baik pasar trdisional sampai ketoko-toko. Bahkan kekampuspun ia tidak ragu untuk membawa dagangannya dan menawarkan kepada rekan-rekan kampusnya.
Banyak orang yang salut dengan semangatnya dan banyak pula yang mencemoohnya namun hal tersebut dinikmati gefri sebagai tantangan.
Meskipun Jefri sangat sibuk dengan dagangannya, bukan berarti ia harus melupakan perkuliahannya. Hal ini ia buktikan, ia menyelesaikan studi di Jutusan Manajemen Pemasaran hanya dalam tempo 3,5 tahun dengan IPK 3,3. Setelah lulus kuliah pada tahun 2004 ia tetap melakukan usahanya,dan membatu kakanya berdaganr di pasar Aur Kuning. Sambil berdagang ia mempelajari seluk beluk pasar grosir terbesar di Sumatra barat dan coba menggali potensi-potensi bisanis yang dapat dilakukan di sana.
Sampai pada akhirnya di tahun 2006 ia mencoba membangun bisnisnya sendiri yang bergerak di bidang industri perjalanan dan wisata yang di berinama Bonita tour and Travel.
Jefri merintis usahan ini dengan modal yang tidak terlalu besar dengan menjadi suagen yang melayani pemesanan tiket pesawat. Pada tahun 2007 ia menggadeng kakanya untuk membuat perseroan terbatas dan mengubah bisnisnya menjadi sebuah agen resmi. Karena modal yang terbatas ia hanya bias mengajukan satu demi satu maskapai mulai dari Mandala Airlines sampai dengan maskapai besar Garuda Indonesia.
Potensi bisni pada sector ini terbilang besar, dengan modal jejaring luas dikalangan para pedagang besar dan grosir di pasar Aur Kuning, ia dapat meraup peluang dari hal tersebut.
Ketatnya persaingan antar maskapai penerbangan dan banyaknya bis antarkota antar provinsi membuat margin dari penjualan tiket udara semakin kecil. Namun hal ini tidak menjadi halangan oleh Jefri dalam usahanya, dengan keuletan dan keseriusannya kini setiap bulannya Bonita bias menjual sekitar seribu tiket ke berbagai destinasi.
Dalam pemasarannya ia tidak ragu-ragu untuk menyebarkan 2 ribu brosur ke berbagai macam toko dan keberbagai macam media yang bias di jadikan sebagai ajang promosi. Biasa dikatakan sari semua pelanggannya 70% berasal dari lingkungan pasar Aur Kuning. Sukses membesarkan bonita di kota asalnya, ia betekad untuk membuka cabang di Jakarta. Dan pada akhir maret ia berhasil membuka cabang di Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Disini ia harus bekerja keras kembali untuk agar si cantik Bonita dapat menarik hati para pelanggannya. Setelah berjalanya waktu Jefri mempunyai impian ingin membesarkan Bonita, ia akan mencoba mengenbangkan jasa pengiriman barang seperti kargo dan titpan kilat dan ia juga berniat ke usaha penukaran uang (money changer). Ia ingin bisnisnya terus melambung tinggi lebih tinggi dari pesawat terbang di udara.

Rabu, 19 Mei 2010

Meraih Rupiah dari Kripik Singkong




Sinta, mahasiswi kelahiran Teluk Betung, 24 oktober 1986 ini telahir dari keluarga yang tidak mampu. Jangankan untu membeli mobil, sejak kecil ia harus berpindah-pindah rumah kontrakan karena orang tuanya tidak mampu membeli rumah. Sejak kecil ia tebiasa membantu orang tuanya bekerja menjual keripik pisang untuk membantu membiayai uang sekolahnya. Bahkan waktu ia duduk dbangku SMP , ia sempat membantu ayahnya bekerja di bengkel teralis besi. Ia sangat memahami bahwa ia tidak dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan secara materi ,waktu ia kelas 2 SMA shinta memutuskan untuk bekerja di sebuah pabrik keripik pisang setelah pulang dari sekolah. Pekerjaan itu ia lakukan selama 6 bulan ia mendapatkan upah yang cukup lumayan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Bukan tanpa bekal setelah keluar dari pabrik, setelah bekerja dipabrik ia mendapatkan banyak ilmu dari tempat ia bekerja. Mulai dari memilih pisang yang berkualitas baik, memotongnya menjadi irisan yang tipis, menggorengnya hingga renyah, sampai memberi varian rasa pa keripik pisang.

Lampung memang sangat terkenal dengan makanan yang diolah dari pisang yang memang banyak dihasilkan didaerah itu. Dulu varian rasa keripikhanya gurih asin. Namun sekarang varian rasanya sudah berkembang. Diantaranya ada rasa keju, coklat dan pedas. Keripik pisang sekarang sudah terkenal sebagai cemilan yang menjadi teman saat waktu senggang. Hal inilah yang membuat sinta membulatkan tekadnya untuk memulai berbisnis keripik pisang. Secara perlahan ia mengumpulkan uang hingga 3 juta rupiah sebagai modal usahanya. Modalnya itu ia gunakan untuk mebeli barang-barang yang digunakan untuk memulai usahannya yaitu peralatan dapur standar dan bahan dasar pisang. Tak hanya pisang ia pun memanfaatkan hasil bumi lain yang dapat diperoleh dengan mudah di daerahnya seperti singkong ubi jalar, talas dan sukun.

Pada awalnya sinta mengalami banyak kendala dalam menjalankan usahanya. Salah satunya adalah pemasaran produknya. Ia tidak tau bagaimana memasarkan produknya karena dimana-mana sudah banyak sekali yang menjual keripik pisang. Ia juga tidak dapat menggaji pegawai untuk membantunya. Lalu ia meminta bantuan saudara dan dua orang temannya yang sudah berpengalaman. Selain membantu proses pembuatan kripik , kedua temannya juga membantu mengemas produk dan memasarkannya kesekolah-sekolah, toko cemilan, dan toko cendera mata yang dikunjungi banyak wisatawan.

sinta memberi merek Istana Keripik Ibu Meri untuk produknya. ia memberi nama itu karena ia ingin menghormati nama ibunya yang sering menjadi cemoohan orang-orang sebagai orang miskin dan tidak berpendidikan.

Waktu terus berjalan, lama kelamaan ia makin yakin dengan usaha yang dijalaninya. Ia pun yakin bisnis yang ia jalani dapat mengagkat perokonomian keluarganya menjadi lebih sejahtera. Dari dulu berpindah-pindah kontrakan sekarang sudah bisa membeli rumah sendri. Rupiah demi rupiah ia telah kumpulkan dari keuntugan bisnisnya untuk mengembangkan usahanya. Pengembangan ini ia lakukan karena ia sadar bahwa persaingan produknya sangat banyak. Mulai dari Home industri sampai pabrik-pabrik yang dikelola secara modern. Ia memutar otak untuk melakukan inovasi pada produknya. salah satu inovasinya yaitu dengan menambah varian 9 rasa keripik diluar rasa standar. Ia juga memperbolehkan pelanggannya mencicipi keripiknya sebelum memumtuskan untuk membelinya.

Kerja keras memang modal utamanya. Ia ia juga tidak lupa untuk menyisihkan sebagian rizkinya untuk orang-orang yang kurang mampu. Baru 3 tahun ia menjalankan usahanya , ia sudah bisa mempekerjakan 13 orang karyawan. Sebagian karyawanya adalah tetangganya sendiri, hal ini karena ia ingin mengembangkan kesejahteraan orang-orang disekitarnya. Meski tumbuh menjadi jutawan muda, sinta tidak berubah menjadi orang yang sombong. Ia tetap tampil sebagai wanita rendah hati yang punya segudang mimpi untuk keluarganya tercinta.

Minggu, 09 Mei 2010

Dari Menggambar Jadi Dolar



Wahyu  Aditya, pasti kita asing mendengar nama itu. Tp siapa sangka jika dia pemimpin HelloMotion Academy. Pria kelahiran malang 4 Maret  1980 ini terinspirasi dari acara “Gemar Menggambar “ yang ditayangkan di TVRI era 70-an. Dan dia pernah dinobatkan sebagai International Young Screen Entrepreneur of the year 2007. Pada event yang diselenggarakan oleh  British Council di Apollo Theatre West and London.  Kemampuannya dibidang desain grafis dan animasi membuatnya banyak diburu oleh perusahaan kreatif untuk menggarap sederet pesanan iklan.

Kegemarannya menggambar Adit, sapaan akrabnya, sudah terlihat sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Dan ia pernah menjadi juara lomba menggambar  di SD nya. Tidak seperti anak lainnya yang membeli mainan, ia lebih sering minta dibelikan kertas HVS untuk menggambar ia juga rajin menyulap buku tulisnya menjadi “Majalah”  dengan menciptakan ilustrasi sederhana dari berbagai tokoh.  Hobi menggambarnya terus berlanjut sampai SMA , bahkan dinding sekolah pun menjadi temapatnya untuk menyalurkan hobi menggambarnya.  Untuk mengolah hobi menggambarnya  ahirnya adit menuntut ilmu di Advanced Diploma of Interactive Multimedia –KvB Institute of tech, Sydney, Australia. Pada saat kuliah ia pernah menjadi juara pertama . liburan kuliahnya ia manfaatkan untuk magang di Indonesia. Ia magang disebuah percetakan di malang. Pemilik percetakan mengarahkannya untuk  mangang di  Broadcast  Desain Indonesia dikawasa jakarta karena kemapuannya.

 Sebagai best student di KvB Institute of Tech, ia dngan mudah mendapat pekerjaan di Australia, namun karena ia lebih betah di Indonesia . Alhasil selepas kuliah ia memulai kariernya sebagai creative designer & animator  ditrans TV pada 2000-2002. Setelah dari trans TV ia melakukan pekerjaan appun. Dari Animator, sutradara ataupun produser. Proyek pertama yang ia garap adalah vidio klip padi berjudul “ Bayangkanlah”,  yang menjadi “ Best Vidio Klip of the Month” vidio musik indonesia (2002) dan “People choice Award”, sejak itu tawaran demi tawaran mengalir kepadanya.

Yakin dengan kemampuanya, ia bersama tujuh temannya ia membuat perusahaan dibidang jasa. Sayang usaha ini gagal. “ kumpulan orang pintar yang tidak punya naluri bisnis”, kata adit meyimpulkan kegagalan itu. Lalu dengan modal nekad ia meminjam uang di Bank sebesar Rp400 juta untuk membangun lembaga kursus animasi yang belokasi di jl. Tebet Raya 45 C, Jakarta. pada awal pembukaan ia hanya mempunyai 41 orang yang berminat menjadi murid. ini langkah awal untuk mendirikan Hello Motion Inc, School Animation & Sinema. Setelah 5 tahun jalan yang dirintis  lembaga pendidikan ini masih sepi. Pada awal tahun pembukaan pendapatan sekolah ini minus 11%, namun  setelah 5 tahun pendapatannya hanya 18% dan telah meluluskan 800 orang siswa. Hello Motion memiliki misi mengalakan  budaya motion picture art yang mualin diperhitungkandi industri animasi tanah air.


Untuk mengembangkan bisnisnya adit lebih banyak mengunakan pola Buzz Marketing. Awalnya memang sempat jojoran,  baik dari media cetak, radio maupun  situs internet. Namun karena ia rasa sudah cukup bagus citranyaia melakukan promosi melalui blognya yg bersitus www.mentridesignindonesia.blogspot.com yang ternyata cukup efektif. Ia tidak perlu terlalu  khawatir dengan persaingan di industri animasi. Karena daftar tunggu untuk peserta  kursus sekarang  bisa sebulan di Hello School.

Hmmm......bagaimana?

tetarik untuk memulai berwira usaha?

sumber : " wirausaha muda mandiri, ketika anak sekolah berbinis"