Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja"
dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Menurut
Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat
bagi situasi yang khusus.
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat
pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan
orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif
mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya,
kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan
memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti
Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman,
dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu
melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali
pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan.
Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun),
apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari
(kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya
pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi
(mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita),
kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana
meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin
yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum
alam kepemimpinan (jangan tanya).Terdapat lebih dari 3000 buku yang
judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi
pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru
manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa
kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir
berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara
jelas dan nyata.
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber,
seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan
karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma
(yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah")
sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan
mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan
atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak
daya-daya istimewa.Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang
biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang
Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai
seorang pemimpin.
Macam-macam
gaya kepemimpinan :
1.
Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah
gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.
Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin
jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian
masalah yang dihadapi
sumber2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar