KEKUATAN-KEKUATAN
PENYEBAB PERUBAHAN
A.
Kekuatan-kekuatan
eksternal
Perubahan
organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai
variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar,
dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan
karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah
beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang
baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir.
Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai
kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat
menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metode
operasinya.
Kekuatan-kekuatan
perubahan eksternal, meliputi :
1.
Kebudayaan
2.
Pendidikan
3.
Sosial
4.
Politik
5.
Ekonomi
6.
Teknologi
B.
Kekuatan-kekuatan
internal
Kekuatan-kekuatan
pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor seperti tujuan,
strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta sikap dan
perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti
ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat
menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek
manajemen.
Kekuatan-kekuatan
perubahan internal, meliputi :
1.
Kegiatan-kegiatan
karyawan
2.
Tujuan
organisasi
3.
Strategi
dan kebijaksanaa
4.
Teknologi
Cara-cara
Penanganan Perubahan
Ada dua pendekatan
penanganan perubahan organisasi:
1.
Proses perubahan reaktif. Manajemen bereaksi atas
tanda-tanda bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi
sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul.
Sebagai contoh, bila peraturan baru dari pemerintah mensyaratkan
perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran, maka
manajer mungkin akan membeli alat pemadam kebakaran.
2.
Program perubahan yang direncanakan (planned change),
disebut sebagai proses proaktif. Manajemen melakukan
berbagai investasi waktu dan sumberdaya lainnya yang berarti untuk
menguibah cara-cara operasi organisasi. Perubahan yang direncanakan
ini didefinisikan sebagai perancangan dan implementasi inovasi
struktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan
dalam filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja.
Pendekatan ini tepat bila keseluruhan organissi,
atau sebagian besar satuan organisasi, harus menyiapkan diri untuk
atau menyesuaikan dengan perubahan.
Di
dalam proses perubahan, terdapat seorang atau individu yang
bertanggung jawab atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan
perubahan. Individu ini disebut dengan
“Change Agent” (pengantar perubahan). Sedangkan individu atau
kelompok yang merupakan sasaran perubahan disebut “sistem klien”.
Pengantar perubahan ini dapat berasal dari para anggota organisasi
atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.
Leavitt
(1964), menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pendekatan
struktur, pendekatan teknologi, dan pendekatan orang-orangnya.
Pendekatan struktur adalah yang menyangkut aplikasi prinsip-prinsip
perancangan organisasi yang misalnya: desentralisasi, tanggung jawab
jabatan, garis wewenang yang tepat, penciptaan pembagian kerja dll.
Pendekatan teknologi berkaitan dengan diubahnya teknik-teknik yang
dipakai denga teknologi baru; perubahan ini dapat membawa konsekuesi
pula pada perubahan struktur organisasi (menjadi pendekatan
tekno-struktur). Bila pendekatan struktural dan teknik bermaksud
untuk memperbaiki prestasi kerja organisasi melalui pengubahan
situasi kerja yang tepat, maka pendekatan- pendekatan orang
dimaksudkan untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui
pemusatan dan ketrampilan, sikap, persepsi dan pengharapan mereka
sehingga diharapkan akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif.
(dalam Handoko, 1991).
Penolakan
Terhadap perubahan
Penanganan penolakan
terhadap perubahan:
1.
Pendidikan dan Komunikasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.
2.
Partisipasi dan Keterlibatan.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.
3.
Kemudahan dan Dukungan.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.
4.
Negosiasi dan Persetujuan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
5.
Manipulasi dan Bekerjasama.
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .
6.
Paksaan eksplisit dan implisit.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.
Proses
pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai
efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam
struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses
perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap
Proses Perubahan :
1.
Tekanan
dan desakan
Proses
ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan
atau tekanan akan perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan,
penurunan produktivitas dan sebagainya.
2.
Intervensi
dan Reorientasi
Digunakan
untuk merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para
anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut.
Pihak-pihak luar sering digunakan, juga staff internal yang mempunyai
dan dipandang ahli serta dapat dipercaya sebagai konsultan atau
pengantar perubahan.
3.
Diagnosa
dan pengenalan masalah
Informasi
dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.
4.
Penemuan
dan pengenalan masalah
Pengantar
perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan
masuk akal dengan menghindari “metode-metode lama yang sama”.
Bawahan didorong dan diajak untuk berpartisipasi, sehingga mereka
lebih terikat pada serangkaian kegiatan.
5.
Percobaan
dan hasil
Pada
tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan
hasilnya dianalisa.
6.
Pungutan
dan penerimaan
Setelah
diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan
harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada
perubahan.
Metode-metode
penanganan penolakan terhadap perubahan
1.
Pendekatan
Pendidikan dan Komunikasi.
Pendekatan
ini bisa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidak tepatan
informasi dan analisa.
2.
Pendekatan
Partisipasi dan Keterlibatan.
Pendekatan
ini bisa digunakan bila pengembangan inisiatif tidak mempunyai semua
informasi yang dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang-orang
lainnya, mempunyai kekuasaan untuk menolak.
3.
Pendekatan
Kemudahan dan Dukungan.
Pendekatan
ini bisa digunakan bila orang-orang melakukan penolakan karena
masalah-masalah penyelesaian.
4.
Pendekatan
Negosiasi dan Persetujuan.
Pendekatan
ini bisa digunakan bila banyak orang atau kelompok dengan kekuatan
cukup besar untuk menolak akan kalah dalam suatu perubahan.
5.
Pendekatan
Manipulasi dan Bekerjasama.
Pendekatan
ini bisa digunakan bila taktik-taktik lain tidak akan bekerja, atau
mahal.
6.
Pendekatan
Paksaan Eksplisit dan Implisit.
Pendekatan
ini bisa digunakan bila kecepatan adalah esensial dan para pengusul
perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar.
BERBAGAI
PENDEKATAN PERUBAHAN ORGANISASI
Harold J. Leavitt
menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur,
teknologi dan atau orang-orangnya.
1.
Pendekatan struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
a.
Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik.
Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja
yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi,
pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
b.
Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan
satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri
dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi.
Hasilnya perbaikan prestasi kerja.
c.
Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan
ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan
keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara
langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
2.
Pendekatan teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.
3.
Pendekatan orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
Konsep
pengembangan Organisasi
1.
Pengertian
Pengembangan Organisasi (OD)
a.
Strategi
untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur
organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.
b.
Suatu
penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan
struktur) suatu organisasi.
2.
Mengapa
Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam
kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan
keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan
dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan
patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi,
adaptasi, kaderisasi dan inovasi.
Sebab-sebab
penolakan/ penentangan terhadap perubahan adalah :
a.
Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
b.
Economic
(berkaitan dengan untung rugi)
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
c.
Psikologis
dan budaya/kebiasaan
·
Persepsi
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
·
Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
·
Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Faktor
–faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :
a.
Kekuatan
eksternal
·
Kompetisi
yang semakin tajam antar organisasi.
·
Perkembangan
IPTEK.
·
Perubahan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat
organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi
untuk masa depan organisasi.
b.
Kekuatan
internal
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Didalam
OD terdapat pendekatan integratif yaitu :
a.
Adanya
organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan
manajemen yang manusiawi.
b.
Adanya
perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium.
Pemikiran ini didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group
bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu
didalam prakteknya.
c.
Pengembangan
potensi manusia.
Geseran
didalam OD terjadai pada nilai, proses dan teknologi.
a.
Geseran
/ perubahan nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:
·
Penggunaan
seluruh sumber-sumber yang tersedia.
·
Pengembangan
potensi manusia.
·
Efektivitas
dan kesehatan organisasi.
·
Pekerjaan
yang menarik dan menantang.
·
Kesempatan
untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
·
Penerimaan
terhadap kemanusiaan.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.
b.
Geseran
proses meliputi:
·
Proses
efektif
·
Proses
manajemen
·
Proses
pelaksanaan kerja
c.
Geseran
teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab
kualifikasi posisi manusia.
3.
Karakteristik
Pengembangan Organisasi
a.
Keputusan
penuh dengan pertimbangan.
b.
Diterapkan
pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c.
Menerima
intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai
kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d.
Kolaborasi.
e.
Teori
sebagai alat analisis.
4.
Langkah-Langkah
Pengembangan Organisasi
a.
Penilaian
keadaan.
b.
Pemecahan
masalah.
c.
Implementasi.
d.
Evaluasi.
ACTION
RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
Action
Research merupakan tindakan pemecahan masalah organisasi yang
dilakukan dengan berbasiskan data maupun model-model teori.
A.
Tahap
Penilaian Keadaan.
Didalam
mengembangkan action research pada pengembangan organisasi
menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 4 komponen (Karl
Albrecht) yaitu:
1.
Sistem
sosial
a.
Orang-orang
yang menjadi anggota organisasi.
b.
Kekuatan
formal dalam organisasi.
c.
Nilai-nilai
yang hidup dalam organisasi.
d.
Norma-norma.
e.
Sistem
ganjaran.
f.
Iklim
sosial.
g.
Jaringan
komunikasi.
2.
Sistem
teknik
a.
Orang-orang
sebagai faktor produksi.
b.
Fasilitas-fasilitas
yang dipakai dalam faktor produksi.
c.
Sumber
modal.
d.
Bahan
mentah.
e.
Arus
kegiatan/ kerja.
f.
Metode
dan prosedur kerja.
3.
Sistem
administrasi
a.
Orang-orang
yang melakukan aktivitas pekerjaan.
b.
Struktur
organisasi.
c.
Unit-unit
yangada dalam organisasi.
d.
Media
yang digunakan dalam penyampaian informasi.
e.
Arus
informasi.
4.
Sistem
strategi
a.
Kelompok
manajemen puncak.
b.
Hubungan
hierarkhi.
c.
Sistem
perencanaan.
d.
Petunjuk
tertulis tentang prosedur kerja.
e.
Sistem
informasi manajemen.
Selain
4 komponen pendekatan system diatas, untuk mengadakan penilaian
keadaan dapat pula dengan mempertimbangkan gaya kepemimpinan dan
pengembangan kelompok.
B.
Tahap
Pemecahan Masalah
1.
Perumusan
pemecahan masalah
a.
Permasalahan
yang hendak dipecahkan dicari gejala permasalahannnya.
b.
Apakah
yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan tersebut.
c.
Sasaran
apa yang diharapkan dari perubahan dan bagaimana sasaran itu diukur.
2.
Peroleh
data.
3.
Analisa
data.
C.
Tahap
Implementasi
Didalam
tahap implementasi ini ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan yaitu:
1.
Share
power (karyawan/ staf dan pimpinan mempunyai posisi yang sama dalam
pengambilan keputusan).
2.
Delegated
(seberapa jauh karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan)
3.
Unilateral
(tidak melibatkan karyawan)
Sedangkan Albrecht menitik beratkan tahap implementasi pada model “gelandang eksekutif” yaitu yang melakukan pengembangan dalam organisasi adalah pihak eksekutif (top manajer) dimana setiap anggota top manajer harus memberikan perhatian dan tanggungjawab pada pelaksanaan kerja. Tugas dari gelandang eksekutif itu sendiri adalah:
Sedangkan Albrecht menitik beratkan tahap implementasi pada model “gelandang eksekutif” yaitu yang melakukan pengembangan dalam organisasi adalah pihak eksekutif (top manajer) dimana setiap anggota top manajer harus memberikan perhatian dan tanggungjawab pada pelaksanaan kerja. Tugas dari gelandang eksekutif itu sendiri adalah:
a.
menyetujui
agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan.
b.
Meminta
sumbangan pemikiran dari berbagai eksekutif.
D.
Tahap
Evaluasi
Tujuan :
Tujuan :
1.
Kesinambungan
program.
2.
Usaha
membandingkan hasil dengan aktivitas yang dilakukan.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam tahap evaluasi:
1.
Peninjauan
Program.
Artinya setiap kegiatan harus dikaitkan dengan keseluruhan program.
Artinya setiap kegiatan harus dikaitkan dengan keseluruhan program.
2.
Menentukan
fakta baru.
Artinya harus melihat kembali 4 komponen pendekatan sistem.
Artinya harus melihat kembali 4 komponen pendekatan sistem.
·
Sistem
sosial (menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi)
·
Sistem
teknik (menyangkut perubahan dan mencari nilai positif dari
perubahan).
·
Sistem
administrasi (berkaitan dengan informasi dari pimpinan ke
staf/karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak).
·
Sistem
strategi.
Keempatnya
dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas sehingga
akan dapat diketahui berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.
3.
Mementingkan
yang positif.
4.
Lebih
memfokuskan pada hal-hal yang sedang berlangsung.
5.
Menciptakan
penghargaan dan keyakinan bahwa keadaan akan menjadi baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar